Andreas lahir di kota Napoli, Italia pada tahun 1521. Semasa mudanya,
ia sudah menaruh cinta kasih yang besar kepada Santa Maria.
Sehari-harian ia berdoa Rosario, walaupun masa itu doa ini belum menjadi
kebiasaan di kalangan umat.Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia
melanjutkan studinya hingga meraih gelar doktor di bidang Hukum Gereja.
Ia bekerja di pengadilan Gerejawi di Tripoli, Italia. Walaupun
ditugaskan dan telah bekerja mati-matian, namun ia tidak berhasil
menertibkan satu biara suster-suster yang brengsek, lalu membaktikan
seluruh dirinya semata-mata demi kepentingan keselamatan jiwa-jiwa.
Sewaktu berusia 35 tahun, ia masuk Ordo Teatian. Ia berniat melawan kemauannya sendiri dan maju lebih jauh ke dalam kehidupan kerohanian dan kesempurnaan setiap hari. Ia menjadi pengkotbah dan bapa pengakuan yang termasyhur, teristimewa di keuskupan Milano bersama-sama dengan Santo Karolus Boromeus.
Lebih dari limapuluh tahun lamanya, ia berusaha keras untuk mengembalikan orang-orang berdosa ke dalam pangkuan Gereja; banyak kesusahan yang harus ditanggungnya dalam usahanya mempertobatkan kembali banyak orang dan membawa mereka kembali kepada Kristus.
Cacat pada badannya yang menyebabkan banyak kesulitan dalam perjalanannya tidaklah merintangi dia dalam tugas-tugasnya. Panggilan orang-orang sakit terus menerus dipenuhinya.
Pada umur 80 tahun, ia meninggal dunia di kaki altar sementara merayakan Ekaristi Kudus. Banyaklah mujizat yang terjadi oleh perantaraannya, baik sebelum maupun sesudah kematiannya.
---
Deo omnis Gloria
Segala kemuliaan bagi Allah.
Sumber: http://www.imankatolik.or.id/kalender/9Nov.html
Sewaktu berusia 35 tahun, ia masuk Ordo Teatian. Ia berniat melawan kemauannya sendiri dan maju lebih jauh ke dalam kehidupan kerohanian dan kesempurnaan setiap hari. Ia menjadi pengkotbah dan bapa pengakuan yang termasyhur, teristimewa di keuskupan Milano bersama-sama dengan Santo Karolus Boromeus.
Lebih dari limapuluh tahun lamanya, ia berusaha keras untuk mengembalikan orang-orang berdosa ke dalam pangkuan Gereja; banyak kesusahan yang harus ditanggungnya dalam usahanya mempertobatkan kembali banyak orang dan membawa mereka kembali kepada Kristus.
Cacat pada badannya yang menyebabkan banyak kesulitan dalam perjalanannya tidaklah merintangi dia dalam tugas-tugasnya. Panggilan orang-orang sakit terus menerus dipenuhinya.
Pada umur 80 tahun, ia meninggal dunia di kaki altar sementara merayakan Ekaristi Kudus. Banyaklah mujizat yang terjadi oleh perantaraannya, baik sebelum maupun sesudah kematiannya.
---
Deo omnis Gloria
Segala kemuliaan bagi Allah.
Sumber: http://www.imankatolik.or.id/kalender/9Nov.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar