Rabu, 9 November 2016
Hari ini kita merayakan pesta pemberkatan Gereja Basilik Lateran. Basilik agung ini didirikan oleh kaisar Konstantinus Agung, putera Santa Helena, pada tahun 324. Dalam konteks sejarah Gereja Kristen, basilik ini merupakan basilik agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan dan perdamaian di dalam Gereja setelah tiga-abad lebih berada di dalam kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang kafir. Pemberkatannya yang kita peringati pada hari ini merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian itu.
Memang semenjak zaman para
rasul, sudah ada tempat-tempat berkumpul untuk merayakan Ekaristi serta
mendengarkan Firman Tuhan. Namun karena ketenteraman Gereja selalu
diselingi dengan aksi-aksi pengejaran dan penganiayaam terhadap orang
Kristen, maka gereja-gereja pada waktu itu hanyalah berupa sebuah
ruangan di dalam rumah-rumah tinggal orang Kristen. Selama berkobarnya
penganiayaan, upacara-upacara keagamaan biasanya dirayakan di
katekombe-katekombe, yaitu kuburan bawah tanah di luar kota.
Ketika Kaisar Konstantinus bertobat dan mengumumkan edik Milano Dada
tahun 303, ia memusatkan perhatiannya pada pembangunan gereja-gereja
yang indah. Ibunya Santa Helena menjadi salah seorang pendorong dan
pembantu dalam usaha mendirikan gereja-gereja itu. Gereja pertama yang
dibangun ialah Basilik Agung Penebus Mahakudus di Lateran.
Letaknya di atas bukit Goelius dan tergabung dengan istana kekaisaran,
Lateran. Gereja ini diberkati dengan suatu upacara agung dan meriah oleh
Sri Paus Silvester I (314-335) pada tahun 324. Karena basilik itu
merupakan gereja katedral untuk Uskup Roma yang sekaligus menjabat
sebagai Paus, maka basilik itu pun disebut 'induk semua gereja', baik di
Roma maupun di seluruh dunia.
Karena itu juga basilik Lateran merupakan gereja paroki bagi seluruh umat Katolik sedunia. Basilik itu sekarang disebut Gereja Santo Yohanes Lateran.
Karena itu juga basilik Lateran merupakan gereja paroki bagi seluruh umat Katolik sedunia. Basilik itu sekarang disebut Gereja Santo Yohanes Lateran.
Mula-mula pesta
ini hanya dirayakan di Roma, namun lama kelamaan menjadi pesta bagi
seluruh gereja. Dalam pesta ini, selain kita mengenang dan memperingati
kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, kita juga mau
mengungkapkan cinta kasih dan kesatuan kita dengan Uskup Roma, yang
sekaligus menjabat sebagai Paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta
kasih Kristus.
Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan
lambang Gereja, Umat Allah. Gereja yang sebenarnya tidak dibangun dari
kayu dan batu yang mati, melainkan dari batu yang hidup. Kitalah batu
hidup yang membentuk rumah Allah itu, kediaman Roh Kudus yang indah
berseri karena hidup suci. Apakah kita dalam hidup sehari-hari ikut
membangun Gereja yang hidup itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar