Santo-Santa
Kalender Liturgi Forma Ordinaria
Kamis, 10 November 2016
Ia lahir di Tuscany, Italia dari sebuah keluarga bangsawan kaya. Ia diangkat menggantikan Paus Sixtus III (432-440) dan dinobatkan pada tanggal 29 September 440. Ketika terpilih menjadi Paus, ia sedang menjalankan suatu misi diplomatik di Gaul (sekarang: Prancis) atas permintaan Kaisar Valentinianus III. Misi itu ialah mendamaikan Aetius dan Albinus, dua jenderal kekaisaran yang bertikai sehingga melemahkan pertahanan bangsa Prancis melawan serangan bangsa Barbar.
Pengangkatan dirinya menjadi Paus sungguh mengejutkan karena pada waktu itu ia masih berstatus Diakon Agung di dioses Roma.
Kalender Liturgi Forma Ordinaria
Kamis, 10 November 2016
Ia lahir di Tuscany, Italia dari sebuah keluarga bangsawan kaya. Ia diangkat menggantikan Paus Sixtus III (432-440) dan dinobatkan pada tanggal 29 September 440. Ketika terpilih menjadi Paus, ia sedang menjalankan suatu misi diplomatik di Gaul (sekarang: Prancis) atas permintaan Kaisar Valentinianus III. Misi itu ialah mendamaikan Aetius dan Albinus, dua jenderal kekaisaran yang bertikai sehingga melemahkan pertahanan bangsa Prancis melawan serangan bangsa Barbar.
Pengangkatan dirinya menjadi Paus sungguh mengejutkan karena pada waktu itu ia masih berstatus Diakon Agung di dioses Roma.
Ia segera menunjukkan bakat dan kemampuannya memimpin Gereja, dengan
mengambil tindakan keras terhadap bidaah-bidaah yang berkembang pada
masa itu: Pelagianisme, Manicheisme, Priscillianisme dan Monofisitisme.
Leo benar-benar menghadirkan kembali sosok Rasul Petrus yang pernah
dengan pedangnya membela Yesus di taman Getzemani. Leo menghadapi semua
serangan terhadap ajaran iman yang benar dan serangan terhadap kota Roma
dengan kesucian dan kefasihan lidahnya. Raja Atilla dan Genserik tak
berdaya menghadapinya.
Pada tahun 442, Leo menghadapi
masalah-masalah serius di dalam diosesnya, khususnya di Aquileia,
Italia. Di sana ada beberapa pengikut Pelagius-seorang rahib Inggris
yang menyebarkan ajaran sesat Pelagianisme-berniat kembali ke pangkuan
Gereja namun tidak sudi melepaskan ajaran sesat yang telah dianutnya.
Hal ini sangat merisaukan Leo, karena di antara ajarannya yang lain,
Pelagius dengan tegas menolak pentingnya rahmat Allah bagi keselamatan.
Menghadapi hal ini, Paus menuntut agar semua pengikut Pelagianisme yang mau kembali ke pangkuan Gereja harus membuat pengakuan umum akan iman Katolik di hadapan sinode para Uskup di wilayahnya dan secara terbuka menolak Pelagianisme.
Menghadapi hal ini, Paus menuntut agar semua pengikut Pelagianisme yang mau kembali ke pangkuan Gereja harus membuat pengakuan umum akan iman Katolik di hadapan sinode para Uskup di wilayahnya dan secara terbuka menolak Pelagianisme.
Selanjutnya Leo menghadapi lagi aliran
Manicheisme, yang mengajarkan adanya dualisme antara prinsip kebaikan
dan kejahatan. Hidup manusia di dunia ini merupakan suatu pertentangan
kekal antara kedua prinsip itu; semua hal duniawi, termasuk tubuh
manusia, adalah jahat pada dirinya. Ditumpangi oleh bangsa Vandal yang
suka berperang, banyak penganut Manicheisme berimigrasi dari Kartago ke
Italia dan menetap di Roma.
Menghadapi bahaya aliran sesat ini maka pada tahun 443 Leo menggalakkan kampanye menentang para penganut Manicheisme itu. Ia didukung oleh kaisar Valentinianus III. Banyak penganut aliran itu kemudian bertobat dan kembali ke pangkuan Gereja.
Menghadapi bahaya aliran sesat ini maka pada tahun 443 Leo menggalakkan kampanye menentang para penganut Manicheisme itu. Ia didukung oleh kaisar Valentinianus III. Banyak penganut aliran itu kemudian bertobat dan kembali ke pangkuan Gereja.
Di luar Roma, Paus kuatir akan bahaya bangkitnya kembali ajaran sesat
Priscilianisme di Spanyol yang dalam beberapa hal sama dengan
Manicheisme. Aliran itu mengajarkan bahwa unsur manusiawi dan unsur
duniawi sama-sama merupakan hasil prinsip kejahatan dan bahwa hanya
unsur ilahi sajalah yang baik. Sebagai jawaban terhadap seruan Paus,
para Uskup Spanyol menyelenggarakan sinode untuk menghukum aliran sesat
Priscillianisme di Spanyol.
Paus juga menyerang aliran sesat
Monofisitisme, yang mengajarkan bahwa Kristus hanya mempunyai satu
kodrat, yaitu kodrat ilahi. Ajaran ini menentang dogma tentang Kristus,
Pribadi Ilahi yang mempunyai dua kodrat, Allah sekaligus Manusia. Aliran
inilah yang menyebabkan krisis doktrinal paling besar dalam masa
kepemimpinan Leo.
Aliran ini berkembang luar biasa cepatnya, sehingga Santo Flavianus, Patriark Konstantinopel menyerukan kepada Leo akan dukungannya sebagai pembela dan pimpinan tertinggi Gereja. Leo menjawab seruan itu dalam sebuah suratnya kepada Flavianus.
Di dalamnya ia menandaskan secara jelas bahwa Kristus sungguh Allah dan sungguh Manusia, tetapi satu Pribadi yaitu Pribadi Yesus Kristus. Surat kepada Flavianus ini kemudian menjadi pokok keputusan Konsili Kalsedon.
Aliran ini berkembang luar biasa cepatnya, sehingga Santo Flavianus, Patriark Konstantinopel menyerukan kepada Leo akan dukungannya sebagai pembela dan pimpinan tertinggi Gereja. Leo menjawab seruan itu dalam sebuah suratnya kepada Flavianus.
Di dalamnya ia menandaskan secara jelas bahwa Kristus sungguh Allah dan sungguh Manusia, tetapi satu Pribadi yaitu Pribadi Yesus Kristus. Surat kepada Flavianus ini kemudian menjadi pokok keputusan Konsili Kalsedon.
Ketika kaisar Teodosius II-pendukung kental para penganut
Monofisitisme-mendengar pernyataan Paus itu, ia segera memerintahkan
Dioscurus, Patriark Aleksandria yang menganut Monofisitisme, untuk
menyelenggarakan satu konsili di Efesus. Uskup-uskup yang berkumpul
dalam Konsili itu dijaga ketat oleh pasukan-pasukan kekaisaran.
Santo Flavianus dipersalahkan dan mati karena pembelaannya terhadap ajaran iman yang benar sebagaimana ditekankan Paus Leo. Para utusan Paus tidak punya hak bicara dan tidak diperkenankan memimpin rapat. Surat yang dikirim Paus Leo tidak dapat didengarkan dengan baik karena kegaduhan dan teriakan-teriakan. Akhirnya konsili liar itu mengesahkan ajaran sesat Monofisitisme.
Santo Flavianus dipersalahkan dan mati karena pembelaannya terhadap ajaran iman yang benar sebagaimana ditekankan Paus Leo. Para utusan Paus tidak punya hak bicara dan tidak diperkenankan memimpin rapat. Surat yang dikirim Paus Leo tidak dapat didengarkan dengan baik karena kegaduhan dan teriakan-teriakan. Akhirnya konsili liar itu mengesahkan ajaran sesat Monofisitisme.
Paus Leo mengutuk konsili itu dan
menamakannya sebagai Konsili para Penyamun. Sebagai protes terhadap
keputusan konsili liar itu, Paus Leo menyelenggarakan sebuah konsili
lain di Kalsedon pada tahun 451. Tugas Konsili ini ialah "menegaskan
kodrat keallahan dan kemanusiaan dalam Pribadi Yesus Kristus serta
mengutuk Monofisitisme dan membendung pengaruhnya". Sekitar 600 orang
Uskup yang berkumpul dalam Konsili itu menerima ajaran dogmatik Leo yang
tertulis di dalam suratnya kepada Santo Flavianus. Dalam
tulisan-tulisannya yang bernada keras maupun manis, ia menyerang semua
bidaah itu. Ia pantang menyerah ... seperti seekor singa menerjang
setiap mangsa yang ada di hadapannya.
Selain menghadapi berbagai
aliran sesat itu, Leo menghadapi juga serangan terhadap kota Roma.
Tercatat serangan Attila, raja bangsa Hun pada tahun 452, dan serangan
Genserik, raja bangsa Vandal yang suka berperang.
Leo bersama sekelompok imam dan senator Roma menghadap Attila dan berbicara dengannya. Ia berhasil meyakinkan Attila, agar segera menarik pasukan-pasukannya dan tidak menyerang kota Roma. Demikian juga terhadap Genserik, raja Vandal itu. Leo benar-benar menghadirkan kembali sosok Rasul Petrus yang membela Yesus dengan pedangnya. Ia berhasil menerjang bangsa-bangsa Barbar yang mau menghancurkan kekristenan.
Leo bersama sekelompok imam dan senator Roma menghadap Attila dan berbicara dengannya. Ia berhasil meyakinkan Attila, agar segera menarik pasukan-pasukannya dan tidak menyerang kota Roma. Demikian juga terhadap Genserik, raja Vandal itu. Leo benar-benar menghadirkan kembali sosok Rasul Petrus yang membela Yesus dengan pedangnya. Ia berhasil menerjang bangsa-bangsa Barbar yang mau menghancurkan kekristenan.
Dengan
semua tindakannya, Leo menjadi salah seorang Paus pembela ajaran iman
yang benar dan pembela kota Roma dari serangan bangsa Barbar. Ia seorang
gembala yang baik yang berani membela umatnya dari berbagai serangan.
Ia menjadi teladan bagi para gembala: penuh semangat, berhati lapang
tetapi tetap saleh, sehingga dapat bertindak secara fleksibel.
Surat-surat dan kotbah-kotbahnya sangat bernilai karena buah pikirannya
yang dalam. Selain dikenal sebagai penulis, orator, diplomat, negarawan
dan teolog, Leo juga seorang administrator besar. Selama masa
pontifikatnya, ia membangun dan memperbaiki banyak gereja. Masa
kepemimpinannya menandai salah satu masa yang paling penting dalam
sejarah Gereja Perdana.
Ia wafat pada tanggal 10 Nopember 461 dan
dimakamkan di ruang depan basilik Santo Petrus. Beliau adalah Paus
non-martir pertama dalam sejarah Gereja. Pada tahun 688, Paus Sergius I
(687-701) memindahkan relikuinya ke bagian dalam basilik itu. Pada tahun
1607 para pekerja menggali kembali relikuinya dan memindahkannya ke
dalam basilik Santo Petrus yang baru. Pada tahun 1754, Paus Benediktus
XIV (1740-1758) menggelari Leo sebagai Pujangga Gereja.
---
Deo omnis Gloria
Segala kemuliaan bagi Allah.
Sumber: http://www.imankatolik.or.id/kalender/9Nov.html
---
Deo omnis Gloria
Segala kemuliaan bagi Allah.
Sumber: http://www.imankatolik.or.id/kalender/9Nov.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar