Senin, 25 Juli 2016;
Pesta Santo Yakobus, Rasul
Pada hari ini, Gereja merayakan Pesta Santo Yakobus, satu dari dua belas rasul Yesus. Dan
bacaan injil yang ditampilkan diambil dari kisah ibu dari Yakobus yang
meminta posisi atau jabatan tertentu untuk kedua anaknya. Tetapi Yesus
menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu
meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami
dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum,
tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak
berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa
Bapa-Ku telah menyediakannya." Mendengar itu marahlah kesepuluh murid
yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu
berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar
menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka."
Saudara-saudari terkasih,
Ketika para murid mulai meminta jatah tertentu, khususnya yang
berkaitan dengan jabatan, posisi atau suatu pangkat, Yesus malahan hadir
dengan ajaran yang sama sekali bertolak belakang. Yesus bersabda :
"Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang. Dari sabda Yesus ini menjadi sangat
jelas bagi kita bahwa menjadi seorang hamba atau pelayan jauh lebih
penting dan mulia daripada menjadi seorang pejabat atau penguasa".
Dengan memiliki jabatan maupun kekuasaan ada kecenderungan bagi kita
manusia untuk menyalahgunakan jabatan atau kekuaasan yang dia miliki.
Berbeda dengan seorang hamba yang tidak dapat berbuat apa-apa, selain
melayani.
Saudara-saudari terkasih,
Hal-hal dunia akan dengan mudah menjatuhkan kita manusia tanpa kecuali. Kita ingat para pemimpin dunia, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri, seperti presiden yang bertahun-tahun berkuasa. Dengan menjadi presiden atau pemimpin, tentu saja memberi banyak kemudahan dan keuntungan. Keuntungan dan kemudahan tidak saja dinikmati oleh orang yang memiliki kuasa dan jabatan yang tinggi tetapi juga oleh keluarga dan orang-orang yang terdekat dengan mereka. Akibatnya segala cara ditempuh agar mereka tetap menikmati kemudahan dan keuntungan tersebut. Dari sini muncullah korupsi, hubungan pertemanan dan keluarga yang tidak sehat. Hal yang sama terjadi dengan orang yang kaya atau memiliki harta. Dan Yesus tahu persis bahwa manusia mudah tergoda atau terpengaruh oleh uang, jabatan dan hal dunia lainnya. Satu contoh yang paling nyata adalah Yudas Iskariot, salah satu murid kepercayaan Yesus, yang pada akhirnya mengkhianati Yesus. Yudas Iskariot mengkhianati Yesus karena uang.
Saudara-saudari terkasih,
Dari pesta santo Yakobus rasul Yesus, kita belajar beberapa hal. Pertama, menjadi orang terkenal dan selalu dikenang sepanjang masa bukan karena pangkat atau kekayaan tetapi karena mau jadi hamba yang melayani. Memang ada tokoh terkenal dan dikenang seperti Hitler dari Jerman dengan partainya bernama Nazi. Namun dia terkenal karena kejahatan dan kekejamannya yang luar biasa. Dan sikap serta perilaku Hitler ini tentu sangat tidak sesuai dengan ajaran Yesus, yang menghendaki kita untuk menjadi hamba dan pelayan. Hamba dan pelayan tidak akan pernah melakukan kekerasan apalagi sampai membunuh. Yang dilakukan seorang hamba atau pelayan justru sebaliknya, yakni mau menderita dan melakukan apa saja untuk menyenangkan dan membahagiakan tuannya. Kedua, sebagai pengikut Yesus diajak untuk menjadi seorang hamba atau pelayan. Sebagai hamba pertama-tama kita hendaknya taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah ditunjukan dengan ketaatan kepada tugas dan tanggung jawab kita masing-masing. (Renungan Lumen 2000)
Saudara-saudari terkasih,
Hal-hal dunia akan dengan mudah menjatuhkan kita manusia tanpa kecuali. Kita ingat para pemimpin dunia, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri, seperti presiden yang bertahun-tahun berkuasa. Dengan menjadi presiden atau pemimpin, tentu saja memberi banyak kemudahan dan keuntungan. Keuntungan dan kemudahan tidak saja dinikmati oleh orang yang memiliki kuasa dan jabatan yang tinggi tetapi juga oleh keluarga dan orang-orang yang terdekat dengan mereka. Akibatnya segala cara ditempuh agar mereka tetap menikmati kemudahan dan keuntungan tersebut. Dari sini muncullah korupsi, hubungan pertemanan dan keluarga yang tidak sehat. Hal yang sama terjadi dengan orang yang kaya atau memiliki harta. Dan Yesus tahu persis bahwa manusia mudah tergoda atau terpengaruh oleh uang, jabatan dan hal dunia lainnya. Satu contoh yang paling nyata adalah Yudas Iskariot, salah satu murid kepercayaan Yesus, yang pada akhirnya mengkhianati Yesus. Yudas Iskariot mengkhianati Yesus karena uang.
Saudara-saudari terkasih,
Dari pesta santo Yakobus rasul Yesus, kita belajar beberapa hal. Pertama, menjadi orang terkenal dan selalu dikenang sepanjang masa bukan karena pangkat atau kekayaan tetapi karena mau jadi hamba yang melayani. Memang ada tokoh terkenal dan dikenang seperti Hitler dari Jerman dengan partainya bernama Nazi. Namun dia terkenal karena kejahatan dan kekejamannya yang luar biasa. Dan sikap serta perilaku Hitler ini tentu sangat tidak sesuai dengan ajaran Yesus, yang menghendaki kita untuk menjadi hamba dan pelayan. Hamba dan pelayan tidak akan pernah melakukan kekerasan apalagi sampai membunuh. Yang dilakukan seorang hamba atau pelayan justru sebaliknya, yakni mau menderita dan melakukan apa saja untuk menyenangkan dan membahagiakan tuannya. Kedua, sebagai pengikut Yesus diajak untuk menjadi seorang hamba atau pelayan. Sebagai hamba pertama-tama kita hendaknya taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah ditunjukan dengan ketaatan kepada tugas dan tanggung jawab kita masing-masing. (Renungan Lumen 2000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar